Thursday, February 20, 2014

Ketika Hatiku Berkata

Menanti saatnya pulang, gelak tawa dan keramaian itu lenyap dan hilang begtitu cepat untuk kemudian bermetamorfosis menjadi sebuah keheningan kala raga ini tiba di rumah.
Rumah yang menyimpan sejuta kenangan indah itu kini tak lagi kurasakan memberikan kenyamanan. Semua berawal dari adanya percekcokan antara ibu dan pamanku ditambah kakek yang depresi berat sepeninggalnya nenek kini pergi entah kemana. semua itu membuatku keinginanku tuk pindah rumah semakin kuat.
Dalam diam, kusandarkan diri pada dinding kamar yang tampak kusam mengantarkan kesendirianku membelah jiwa yang sepi. Malam ini terbesit dalam bernakku ketika ada aku, nenek dan ibuku . PErlahan sepi mengajak ingatanku pergi jauh, pergi ke masa lalu dimana aku ada dalam pangkuan ibu saat ibu dongengkan sebuah cerita sampaiku tertidur.
Kini semua kenangan nan indah akan tinggal sebuah cerita. Cerita tentang aku, cerita dimana setiap kepingan kenangan hancur lebur bersama puing-puing bangunan yang berserakan. Kisah tentang nenek, aku dan ibuku akan segera berakhir dan kemudian berganti menjadi sebuah cerita baru dimana didalam setiap kisahnya tertulis tentang aku dan dirimu

Artikel Terkait

Ketika Hatiku Berkata
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email