Batu tumpang merupakan sebutan bagi sebuah batu yang menyerupai bukit kecil yang terletak dipinggir jalan antara Cikajang-Pameungpeuk. Jaraknya sekitar 35 KM dari Garut Kota dan 6
KM dari Kota Cikajang. Lebih tepatnya lagi berada di perbatasan
antara perkebunan teh Giriawas dan Pamegatan Cikajang. Bukit ini
memiliki tinggi tidak lebih dari seratus meter dari daratan di
bawahnya. Banyak orang yang ...datang untuk melihat dan menikmati keindahan alam disekitar batu tumpang.
Jika di perhatikan sekilas memang tidak ada yang istimewa dengan batu besar ini, namun jika diperhatikan secara seksama hanya ujung batu tesebut yang menempel dengan tanah sehingga batu tampik miring. Mungkin karena hal itu pula masyarakat setempat menamainya dengan sebutan batu tumpang atau batu yang menempel. Yang menarik dari batu tumpang ini yaitu terdapat banyak warung-warung dan rumah makan sederhana yang menyediakan menu makanan khas sunda seperti ayam goreng dan lain-lain. Konsep rumah makan di pinggir jalan dengan lesehan dan view pemandangan alam sekitar ternyata sukses membuat para pengguna jalan untuk berhenti dan singgah di tempat ini. Menu makanannya cukup sederhana dan murah meriah, seporsi nasi, ayam goreng, tahu, tempe, sambal dan lalapan cuma Rp. 15.000 aja udah gitu teh angetnya itu lho beuh mantap sob. Makan di lesehan sambil menikmati udara yang sejuk dan pemandangan yang indah beuh kalao orang sunda bilang mah edun pisan euy he he, apa lagi cuaca cerah. Eitz meskipun ujan atau turun kabut juga tidak kalah suasananya sama cuaca cerah dingin-dingin gimana gitu he he.
Batu tumpang juga banyak dan sering digunakan sebagai tempat latihan rock climbing atau panjat tebing oleh anak-anak pecinta alam. Tak ayal kegiatan ini juga menarik perhatian para pengguna jalan. Meski belum dikelola sebagai tempat wisata namun Batu Tumpang banyak dikunjungi para wisatawan. Jalan yang berkelok-kelok mirip puncak Bogor, pemandangan ladang dan hamparan perkebunan teh yang hijau serta udara yang sejuk membuat batu tumpang menyimpan kenangan tersendiri di hati setiap orang yang mengunjunginya.
Sumber: garoetpisan.blogspot.com
Jika di perhatikan sekilas memang tidak ada yang istimewa dengan batu besar ini, namun jika diperhatikan secara seksama hanya ujung batu tesebut yang menempel dengan tanah sehingga batu tampik miring. Mungkin karena hal itu pula masyarakat setempat menamainya dengan sebutan batu tumpang atau batu yang menempel. Yang menarik dari batu tumpang ini yaitu terdapat banyak warung-warung dan rumah makan sederhana yang menyediakan menu makanan khas sunda seperti ayam goreng dan lain-lain. Konsep rumah makan di pinggir jalan dengan lesehan dan view pemandangan alam sekitar ternyata sukses membuat para pengguna jalan untuk berhenti dan singgah di tempat ini. Menu makanannya cukup sederhana dan murah meriah, seporsi nasi, ayam goreng, tahu, tempe, sambal dan lalapan cuma Rp. 15.000 aja udah gitu teh angetnya itu lho beuh mantap sob. Makan di lesehan sambil menikmati udara yang sejuk dan pemandangan yang indah beuh kalao orang sunda bilang mah edun pisan euy he he, apa lagi cuaca cerah. Eitz meskipun ujan atau turun kabut juga tidak kalah suasananya sama cuaca cerah dingin-dingin gimana gitu he he.
Batu tumpang juga banyak dan sering digunakan sebagai tempat latihan rock climbing atau panjat tebing oleh anak-anak pecinta alam. Tak ayal kegiatan ini juga menarik perhatian para pengguna jalan. Meski belum dikelola sebagai tempat wisata namun Batu Tumpang banyak dikunjungi para wisatawan. Jalan yang berkelok-kelok mirip puncak Bogor, pemandangan ladang dan hamparan perkebunan teh yang hijau serta udara yang sejuk membuat batu tumpang menyimpan kenangan tersendiri di hati setiap orang yang mengunjunginya.
Sumber: garoetpisan.blogspot.com
Rumah Makan Puncak Batu Tumpang |
Pengunjung sedang menikmati suasana kawasan Batu Tumpang didalam Rumah makan. |
Batu Tumpang Memberikan Kenangan DI Hati Para Pengunjung
4/
5
Oleh
Unknown