Tuesday, December 27, 2011

Jangan Biarkan Mata AIR Menjadi AIR Mata


Belum lepas dari ingatan kita beberapa bulan yang lalu tentang pemberitaan televisi bagaimana susahnya mendapatkan air terutama air bersih. Susahnya mendapatkan air bersih tak hanya dirasakan oleh masyarakat ibu kota, di daerah lain seperti Bandung dan sekitarnya air bersih menjadi barang langka yang susah didapat. Tidak hanya di kota-kota besar hal serupa juga kini kita bisa temukan di pedesaan. Kesulitan mendapatkan air kini dirasakan masyarakat pedesaan. Berbeda dengan di kota, jika di Bandung atau Jakarta masyarakatnya bisa membeli air dari pedagang air keliling pada saat musim kemarau meskipun membeli air bersih tersebut dibeli dengan harga yang tidak murah. Bagi masyarakat menengah ke atas membeli air bersih tidak terlalu menjadi beban dan menguras dompet mereka. Namun bagi masyarakat menengah ke bawah jika ingin membeli air bersih mereka harus berpikir berkali-kali untuk membelinya. Uang yang pas pasan untuk membeli kebutuhan sehari-hari seperti sembako kini harus dikurangi untuk membeli air bersih.

Berbeda halnya dengan di kampung atau di pedesaan. Kesulitan air bersih di musim kemarau dirasakan lebih menyiksa orang-orang di desa. Pasalnya jika masyarakat perkotaan bisa membeli air bersih dari penjual air bersih keliling atau dari agen penjual air bersih, masyarakat pedesaan tidak demikian. tidak ada penjual air keliling atau pun agen-agen penjual air di desa. Masyarakat pedesaan harus antri di sumber mata air umum yang tersedia, itupun jika airnya masih ada. Terkadang masyarakat pedesaan harus berjalan ratusan meter hanya untuk mendapatkan air bersih. tak jarang anak-anak usia sekolah juga turut membantu orang tuanya untuk mengambil air dan  mereka harus berjalan sambil membawa literan air dalam djrigen atau ember dengan jarak tempuh yang cukup jauh. Selain itu terkadang banyak dari masyarakat pedesaan yang menggunakan air sungai, danau atau kolam ikan yang airnya kurang bersih atau biasa dikatakan tidak layak untuk dipakai memenuhi kebutuhan mandi mencuci pakaian dan kebutuhan lain setiap harinya. Miris memang, namun tidak ada pilihan lain bagi mereka

Kalau dimusim kemarau air menjadi barang yang langka, dimusim hujan air menjadi malapetaka.

Musim hujan harusnya menjadi berkah bagi setiap orang khususnya bagi para petanai, namun saat ini hal tersebut sedikit harus digaris bawahi. kenapa demikian, musim hujan yang seharusnya menjadi berkah beberpa tahun ini menjadi musibah terutama di Indonesia. Memang tidak semua tempat di indonesia yang terkena musibah karena air. Namun tidak dapat dipungkiri, contohnya terjadi banjir dan longsor dibeberapa tempat akibat curah hujan yang cukup tinggi. Hujan tiba banjir pun melanda, hujan turun longsor pun menyusul. Berita banjir menjadi pembicaraan dan topik utama dibeberapa media khusunya televisi menginjak musim hujan mulai datang. Kecil bersahabat besar berakibat itulah air, sama halnya seperti api kecil teman besar jadi lawan.

Perubahan cuaca akibat pemanasan global atau global warming sangat berpengaruh terhadap perubahan ikilim di indonesia. Hal ini berpengaruh kapada tidak menentunya cuaca di indonesia, kemarau menyiksa hujan menderita. Akibat cuaca yang tidak menentu panen beberapa komoditas seperti padi dan sayuran juga sekarang tidak menetu. Ini berakitbat pada kelangkaan beberapa bahan pangan karena petanai mengalami kegagalan panen yang disebabkan iklim dan cuaca yang berubah-rubah.

Terlalu panjang jika harus membicarakan air dan pemanasan global. Menurut hemat saya hal ini menjadi PR kita semua dan tentunya kita semua tidak inigin kejadian itu terjadi. Tidak ada satu orang pun yang ingin dan memnginginkannya. Beberapa faktor yang mempengaruhi kelangkaan air pada musim kemaraudan terjadinya banjir pada saat musim hujan diantranya:
  • Yang sudah pasti takdir he he itu tak dapat kita pungkiri
  • Pemansan global
  • Pembalakan liar hutan,
  • Kurangnya kesadaran akan kelestarian lingkunagan
  • Kurangya perhatian pemerintah terhadap pentingnya keberadaan hutan
  • Kurang atau tidak adanya daerah resapan air hujan

Untuk mencegah hal hal di atas tentunya:
  • Reboisasi
  • Mengurangi emisi gas karbon dioksida
  • Mengurangi pemakaian kaca pada rumah
  • Mengurangi hal-hal yang dapat menyebabkan pemanasan global
  • Memperbanyak daerah resapan air
  • membuang sampah pada tempatnya
  • Sadar diri dan yang ter akhir
  • Berdoa
Sekiranya hal-hal tersebutlah yang harus dilakuan masyarakat Indonesia. saya rasa masih banyak hal positif yang bisa dilakukan untuk mencegah semua ini.

Jadi apa yang harus dilakukan untuk mencegah semuai ini menurut penndapat dan pengamatan sobat adventure selain yang sudah saya tulis di atas,,,,


Artikel Terkait

Jangan Biarkan Mata AIR Menjadi AIR Mata
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email